http://downloads.totallyfreecursors.com/thumbnails/aliendance.gif

Selasa, 08 November 2011

ImpianQ in Daruss Brow

Susah tidak'y kehidupan tergantung bagaimana Qta menjalani'ya..........Apalagi di zaman globalisasi yang penuh dengan kelakuan gobloglisasi nie,Q sadar akan sulit'y persaingan dalam kehidupan,bner gakkkk brow?????
 V dengan hidup & menuntut ilmu di Darussalam nie, Q yakin bisa mencapai kesuksesan dimasa depan,setuju??????????ImpianQ ha'y ingin menyerap semua ilmu yang ada disini,setelah lulus Q akan  menyebarkannya keseluruh pelosok negri atau bahkan kepenjuru bumi,setelah itu Q akan  kembali dan berbakti pada KAMPUS BIRU RANAH INDAH NYIUR MELAMBAI DARUSSALAM mau ikutan gk?????????????

Pesantren Darussalam Ciamis


    Ihwal kebersahajaan dan kesederhanaan Pesantren Darussalam ternyata sama tuanya dengan sejarah pesantren ini. Nun di paruh 1929, Kiai Haji Ahmad Fadlil (meninggal tahun 1950), ayahanda K.H. Irfan Hielmy, memulai kisah kebersahajaan dengan sebuah masjid dan sebuah bilik sebagai asrama. Santri yang pertama kali mondok adalah pemuda-pemuda setempat yang tidak saja diajari ilmu-ilmu agama tetapi diajak mengolah sawah, bercocok tanam, dan diberi contoh bagaimana memelihara bilik dan memakmurkan masjid. Pesantren Tjidewa, sebutan untuk komunitas baru itu, dengan cepat mendapat simpati serta dukungan dari masyarakat sekitar lebih banyak lagi santri yang mondok.

Adalah pasangan suami-isteri Mas Astapradja dan Siti Hasanah yang mewakafkan tanahnya di Kampung Kandanggajah, Desa Dewasari, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, kepada Kiai Ahmad Fadlil. Dibantu oleh masyarakat dan santri, Pesantren Tjidewa menapaki guratan sejarah dengan optimisme menghilangkan benalu yang menempel dalam ajaran Islam.
Menjelang proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, di Pesantren Tjidewa sudah mondok 400 orang santri yang mengaji ilmu tafsir, ilmu hadits, sejarah, dan perbandingan madzhab, di samping kitab-kitab ilmu sharaf dan ilmu nahwu. Keputusan Kiai Ahmad Fadlil dengan hanya menerima santri putra tidak terlepas dari kondisi saat itu yang tidak bisa keluar dari kontelasi keamanan akibat penjajahan Belanda. Karena didorong oleh keinginan untuk melepaskan diri dari cengkraman penjajah dan ditambah dengan meluapnya semangat santri untuk menghalau Belanda, Kiai mengajarkan pula strategi berdiplomasi mengatasi tekanan penjajah. Apalagi dengan kemampuannya berbahasa Belanda--ia belajar bahasa Belanda kepada kakek dari keluarga ibunya sejak di sekolah rakyat ( Vervolg School )--dengan mudah bisa menyerap berbagai informasi yang kelak berguna sebagai modal berdiplomasi.
Lebih dari itu, penguasaan terhadap teks berbahasa Arab telah tampak sejak Ahmad Fadlil muda berhasil menghapal kitab-kitab Jauharul Maknun, ‘Uqudul Juman, Talkhisul Miftah dan syair-syairnya. Bahkan, pada usia 31 tahun, ia telah berhasilmenerjemahkan Qasidah Burdah karya Muhammad Said al-Busyiri. Sampai sekarang, Qasihdah Burdah berbahasa Sunda yang merupakan karya terjemahan masterpiece Kiai Ahmad Fadlil, masih terdengar dibaca dan didendangkan oleh santri-santri di banyak pesantren tradisional terutama di Jawa Barat.


Sistim Pendidikan
Pesantren Darussalam memadukan pendidikan salafi dengan modern, dengan tujuan untuk menyeimbangkan keilmuan santrinya. Di beberapa pondok pesantren modern, sistem pengajian biasanya diselenggarakan dengan menggunakan sekolah/madrasah sebagai basisnya. Sekolah/madrasah-lah yang dijadikan sebagai standar untuk menentukan kelas/kelompok pengajian, materi dan kitab pengajian, dan alokasi waktu pengajian. Namun demikian, seiring dengan perkembangan konsep dan paradigma pendidikan—di mana "model pembelajaran yang berlandaskan homogenitas peserta didik" sudah mulai ditinggalkan dan mulai mengarah pada "model pembelajaran berbasis individu"—maka sejak tahun 2001, sistem pengajian kitab di Pondok Pesantren Darussalam dikelola dengan menjadikan kemampuan "individu" santri sebagai basisnya.
Karena sesuai dengan tradisi pesantren, model pembelajaran yang berbasis individu sudah teruji (misalnya dalam penggunaan metode sorogan), dan dalam konteks Pondok Pesantren Darussalam model ini sangat memungkinkan, maka untuk lebih mengoptimalkan sistem pengajian pesantren dimulailah mengembangkan model pengajian yang berbasis individu, tanpa mereduksi sama sekali penggunaan sistem kelas/kelompok.
Penentuan tingkat pengajian didasarkan pada kemampuan individu, dan tidak didasarkan pada kelas sekolah/madrasah.
a)      Tingkat pengajian terdiri dari tingkat persiapan (Tamhidy), tingkat dasar (Ibtidaiy), tingkat menengah (Wustho), dan tingkat tinggi ('Ulya).
b)      Setiap tingkat pengajian terdiri dari satu atau lebih kelompok pengajian, dan setiap kelompok tidak lebih dari 40 santri.
c)      Penentuan materi pengajian didasarkan pada materi-materi standar sesuai dengan disiplin al-Qurân, al-Hadîs, Fiqh, Akidah, Akhlaq, Nahwu, Sharaf dan Balaghah.
d)      Setiap kelas/kelompok pengajian terdiri dari individu-individu yang memiliki kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik yang relatif sama.
e)      Adanya sistem evaluasi individu dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan, serta berdaya guna bagi penentuan kelas dan kenaikan tingkat.
f)       Sistem rekruitmen santri didasarkan pada motivasi santri, baik motivasi memasuki Pondok Pesantren Darussalam maupun motivasi belajar.
g)      Pemanfaatan waktu pengajian secara efektif dan efisien.
Pesantren Darussalam mulai memodernisasikan sistem pendidikannya dengan mendirikan lembaga-lembaga pendidikan formal yang mengadaptasi model klasikal dan sampai saat ini semua jenjang pendidikan ada di pesantren ini yaitu meliputi: Raudlatul Athfal (RA) Al-Fadliliyah Darussalam setingkat Taman Kanak-kanak (TK); Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Fadliliyah Darussalam setingkat Sekolah Dasar (SD); Madrasah Tsanawiyah Darussalam (MTsD) setingkat SLTP; Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Darussalam setingkat SLTA; Sekolah Menengah Atas (SMA) Plus Darussalam; Institut Agama Islam Darussalam (IAID) terdiri dari: Fakultas Syari'ah Jurusan Ahwal al-Syakhshiyyah dan Jinayah Siyasah; Fakultas Tarbiyah: Jurusan Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Bahasa Arab dan PGMI; Fakultas Dakwah: Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (SPI) serta Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI); Program Pascasarjana (S2): Program Studi Pendidikan Islam; dan Ma'had Aly Darussalam (MAD): Program Studi Fiqh dan Ushul Fiqh

 

Target & Konsentrasi

Sebagai lembaga yang besar dan modern, Pesantren Darussalam dalam proses pendidikannya memiliki konsentrasi dan target pembelajaran, diantaranya:
1)      Al-Aqidah as-Salafiyah;
2)      Al-Akhlaq al-Karimah (pencapaian akhlak terpuji);
3)      Penguasaan bidang studi sesuai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP);
4)      Studi Ilmu Tafsir, Ilmu Hadits, Fiqih, Ushul Fiqh, dll.;
5)      Learning By Doing melalui praktik: pelatihan bahasa Arab dan Inggris, Terapi Musik Qashidah al-Burdah, Majelis Terapi “Farahfaza”, Pembinaan Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Fasilitas & Gedung

Pesantren Darussalam memiliki fasilitas yang sangat memadai. Mulai dari Asrama/kobong santri, Gedung pertemuan/Aula, Ruang kelas, dan Masjid. Untuk menunjang dan meningkatkan pengetahuan dan wawasan keilmuan serta untuk keterampilan dan kecakapan hidup (life skill) para santrinya, pesantren Darussalam menyediakan fasilitas penunjang lainnya, diantaranya: Kegiatan Ekstrakurikuler yaitu Pramuka, Paskibra, Bulan Sabit Merah/BSM Remaja; Leadership Training (Latihan Kepemimpinan).

Terdapat pula Perpustakaan (modern dengan fasilitas jaringan internet); Pusat Pelatihan Komputer; Laboratorium MIPA dan Bahasa; Ruang Audio Visual; Toko Swalayan Serba Ada (Tosserba); Sanggar Seni dan Olahraga yaitu Band, Qashidah, Marawis, Teater, Qiraat, Beladiri Saslaridla, Nasyid, Sepak Bola, Bola Voli, Basket, Badminton, Tenis Meja; Baitul Maal wat Tamwil (BMT); Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren); Kantin; Toko Buku dan Kitab; dan Warung Telekomunikasi (Wartel).

 

Aktifitas & Prestasi

Aktivitas santri sehari-hari di Pesantren Darussalam nyaris tanpa henti, mulai dari pagi hingga malam hari. Kegiatan yang cukup padat dan dibiasakan semenjak mereka pertama kali masuk, awalnya memang memberatkan. Namun, akhirnya dengan kebiasaan dan semangat untuk belajar, keterpaksaan itu menjadi hal yang biasa.

Aktifitas dan kesibukan santri sehari-hari mulai dari bangun pagi pukul 03.00 untuk melaksanakan aktivitas shalat malam (tahajud) sampai menjelang waktu shubuh. Aktivitas selanjutnya melaksanakan shalat shubuh yang dilanjutkan dengan kuliah shubuh—khusus hari ahad olah raga bersama—, makan pagi, melaksanakan kebersihan dan persiapan ke sekolah.
Pada pukul 06.50 mereka kemudian berangkat ke sekolah sesuai dengan jadwal di masing-masing madrasah,—diselang dengan istirahat shalat Dzuhur dan Ashar—yang dilanjutkan dengan kegiatan terjadwal rutin (pengajian kitab paket menurut kelompok pengajian masing-masing, pengajian intensif atau tutorial, pelatihan komputer) dan terjadwal insidental (Pramuka, Paskibra, Olah raga, latihan musik, dan kegiatan ekstra lainnya sesuai minat dan bakat para santri). Setelah selesai kegiatan sekitar pukul 17.00, mereka makan sore, mandi dan persiapan shalat berjama'ah magrib di mesjid. Setelah shalat berjamaah maghrib, kemudian tadarus al-Qur'ân, kegiatan kultum, dan pengajian kitab paket lagi.
Ba'da shalat Isya, dilanjutkan dengan belajar yang dibimbing oleh para pembimbing sampai pukul 21.00. Dan setelah itu diperbolehkan istirahat dan persiapan untuk tidur menyambut hari esok dengan aktivitas yang sama dan lebih segar.
Aktifitas keseharian santri di dalam kampus yang begitu padat tidak saja berguna untuk melatih kedisiplinan santri, melainkan juga bermanfaat untuk lebih mengoptimalkan interaksi santri dengan santri, santri dengan para ustadz/ustadzah, dan santri dengan karyawan lainnya.
Sebagai pesantren yang memiliki daya disiplin yang tinggi dan metode pembelajaran yang modern, Pondok Pesantren Darussalam telah tercatat memiliki ratusan piala dan penghargaan dari berbagai perlombaan yang telah diikuti mulai dari tingkat kecamatan sampai tingkat nasional, diantaranya:
1.      Juara I Musabaqoh Fahmil Qur’ân pada MTQ Nasional di Yogyakarta;
2.      Juara I, II dan III Lomba Hiking Rally Cyradika se-Jabar dan Jateng;
3.      Juara I Pidato Bahasa Inggris Pospenas Tingkat Jawa Barat;
4.      Juara II Nasional Pidato Bahasa Arab Pospenas di Palembang;
5.      Juara III Senam Santri antar Pondok Pesantren se-Jawa Barat;
6.      Juara I Prestasi Madrasah komponen MAK tingkat Propinsi Jawa Barat;
7.      Juara II Lomba Pidato Bahasa Arab pada Arabic Expo di UPI Bandung;
8.      Juara I Pidato Bahasa Indonesia se-Priangan Timur;
9.      Juara II Nasional Pidato Bahasa Arab pada Pospenas di Medan;
10.  Juara I Nasional Karya Tulis Ilmiah tingkat SLTA DPP PKS;
11.  Juara II Lomba Tenis Meja Pospenas antar SLTA se-Priangan Timur;
12.  Juara II Bola Basket Pospenas se-Priangan Timur;
13.  Juara I Lomba Cipta Karya Puisi Kandungan al-Qur’ân pada Festival Pesantren se-Kabupaten;
14.  Juara IV Pidato Bahasa Indonesia Pospenas di Samarinda;
15.  Juara I Nasyid Se-Priangan Timur;
16.  Juara II Teater Se-Jawa Barat.

Visi, Misi dan Tujuan MAN Darussalam Ciamis

A. Visi

Perkembangan dan tantangan masa depan dalam : perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, globalisasi yang sangat cepat, era informasi-informasi, dan berubahnya kesadaran Masyarakat dan orang tua, terhadap pendidikan memacu Madrasah untuk merespon tatangan sekaligus peluang MAN Darussalam Ciamis agar memiliki citra moral yang menggambarkan profil Madrasah yang di inginkan di masa datang yang di wujudkan dalam visi Madrasah berikut :


Menjadi Madrasah Aliyah Negeri bertaraf internasional,

unggul dalam pendidikan kepemimpinan dan pengajaran berbasis pesantren,

serta penanaman semangat siswa dalam meraih prestasi.


B. Misi

Visi MAN Darussalam tersebut mencerminkan cita-cita Madrasah yang berorientasi ke depan dengan memperhatikan potensi masa sekarang, sesuai dengan norma dan harapan masyarakat.

Untuk mewujudkannya, Madrasah menentukan langkah-langkah strategis yang dinyatakan dalam Misi berikut :

1. Mengupayakan terwujudnya sistem penjaminan mutu madrasah bertaraf internasional yang ditujukan untuk kepentingan bangsa dan negara.

2. Mendidik dan membina siswa dalam proses pendidikan integral sebagai bagian dari pendidikan kepemimpinan yang kuat dan berkarakter.

3. Memadukan sistem pembelajaran madrasah dan sistem pendidikan pesantren yang bertumpu pada sikap akhlak mulia dan budaya menuntut ilmu yang terus-menerus.

4. Mendorong dan membimbing siswa dalam menciptakan budaya prestasi, baik dalam proses pembelajaran maupun dalam kehidupan sosial.


C. Tujuan

Adapun tujuan MAN Darussalam Ciamis adalah sebagai berikut :

1. Menyelenggarakan pendidikan bertaraf internasional yang berorientasi pada sistem penjaminan mutu.

2. Mendidik dan membina siswa yang unggul dalam kepemimpinan yang berkarakter sebagai bekal pendidikan selanjutnya.

3. Mendidik dan membina siswa dalam suasana pendidikan pesantren sehingga terbentuk kepribadian yang kuat, baik akhlaknya maupun semangat menuntut ilmunya.

4. Mengondisikan siswa dalam budaya prestasi sehingga ketika sudah lulus dapat menjadi manusia yang bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara.


Tujuan yang telah ditetapkan tersebut mengarah kepada perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi.

Kamis, 27 Oktober 2011

Tertawalah! Anda Akan Sehat dan Berumur Panjang


TRIBUNNEWS.COM - Tidak suka dengan humor? Pikir sekali lagi. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa memanjakan selera humor Anda bisa memperpanjang usia, membuat hidup lebih sehat.
Tertawa tidak saja melunturkan stres, meningkatkan kehidupan sosial, dan menurunkan tekanan darah, tapi juga mendorong sistem kekebalan tubuh. Tambah lagi, humor menjadi lebih bernilai ketika umur semakin bertambah, dan dikaitkan dengan kehidupan yang memuaskan. Begitu penelitian yang dilakukan di Swis.
Ingin tahu lebih banyak tentang sisi kesehatan dari humor? Simak 5 fakta mengejutkan dari sisi kesehatan dari humor yang dimuat BBC.
* Lebih mudah bernafas
"Sembilan puluh prosen tertawa melibatkan pernafasan yang dalam," kata Dacher Keltner, Ph.D., guru besar psikologi di University of California di Berkeley dan penulis buku Born to Be Good. "Ketika menghembuskan nafas, denyut nadi dan tekanan darah turun dan Anda memasuki kondisi tenang. Anda akan merasakan sensasi pelepasan dari tertawa."
* Hubungan yang lebih baik.
Pasangan yang menceritakan lelucon ringan dan ikut tertawa untuk meredakan ketegangan cenderung memiliki perkawinan yang lebih baik, kata psikolog John Gottman, Ph.D., dari Gottman Institute, pusat konseling masalah hubungan sosial di Seattle.
* Melawan stres
Tertawa bisa menurunkan hormon stres dopac, kortisol, dan epinephrine sampai berturut-turut 38%, 39%, dan 70% menurut penelitian di Loma Linda University, California. Penelitian di Universitas Maryland dengan mempertontonkan film pendek, mereka yang menonton film jenaka mengalami peningkatan aliran darah ke jantung sebanyak 22%.
* Merasa lebih sehat
Tertawa tak hanya melepaskan ketegangan, tapi juga membuat Anda lebih sehat. Orang yang tertawa 10 - 25 kali sehari lebih sedikit terkena penyakit dibandingkan dengan mereka yang kurang dari jumlah itu dalam seharinya. Begitu menurut penelitian International Journal of Medical Sciences tahun 2009.
* Bekerja lebih baik
Menurut survei Men's Health, dari hampir 600 lelaki yang menjadi responden, 73%-nya menyatakan bahwa memiliki selera humor membuat mereka lebih baik dalam bekerja.